Kamis, 13 April 2017

Kenanganku, Kenanganmu Juga

“Sudah memasuki bulan April, di mana murid SMP sedang sibuk-sibuknya dalam mempersiapkan USBN dan UN. Lalu, ada murid SMA/K yang sedang berkutat dengan buku demi menghadapi USBN dan UN yang berada di depan mata. Kemudian, aku? Ya, hanya seorang murid SMP yang menunggu buku tersedia di meja dan materi-materi yang akan digerogoti oleh ingatanku. Namun, ini bukan tentang aku, tetapi tentang kita.”

“Hari demi hari, waktu demi waktu, terus berulang. Hidup memang begini, tetapi kita harus menantangnya. Lemah kuat bukanlah masalah, kesiapan kita yang utama. Di waktu ini, di mana kita berada di puncak-puncak ‘remaja’, dan akan beranjak dewasa. Menghabiskan berpuluh-puluh materi demi menghasilkan sebuah materi. Hubungan timbal balik pun terjadi.”

“Berbagai hal dihadapi, Tryout, UTS, UAS, dan masih banyak lagi. Namun, bukankah itu akan menjadi suatu pelajaran berarti di masa-masa remaja ini? Tanpa semua ini, mungkin kita semua akan dicap sebagai semburat kekejaman globalisasi. Ya, itu mungkin saja tidak terjadi, bak Ko Ching Teng, “lihat saja, mungkin 10 tahun lagi tanpa mengingat log hidupku tidak apa-apa”, katanya.”

“Namun, jadikanlah semua itu sebagai kenangan terindah. Masa-masa 3 tahun ini tidak akan mudah terhapus oleh ingatan. Masa-masa sulitnya beradaptasi, mencari teman baru, belajar dengan cara sedikit berbeda dari sebelumnya, tentu masih banyak lagi. Kata orang-orang, masa-masa SMP itu adalah masa di mana kita lagi ‘nakalnya’. Namun, apabila otak selaras dengan hati, tidak masalah. Masalah adalah ketika otak selaras dengan ego.”

“Di SMP, kita dipertemukan dengan banyak hal, guru-guru, teman-teman, pemandangan baru, dan lainnya. Belajar selama 8 jam sehari, ditambah dengan PR, merupakan masalah bagi segelintir murid yang hanya menjalani sebuah ‘rutinitas’.  Juga dengan ‘pacaran’, hal yang sudah tidak tabu di masa ini. Mulai dari yang kenalan di ‘medsos’, terang-terangan, dan masih banyak lagi. Ada juga yang mengeluh karena tidak memiliki pacar, lucu sekali.”

“Belajar bersama dengan guru yang berbeda. Mulai dari guru yang baik, jenius, dan sebagainya. Mem-bully orang lain yang tidak sebanding, bagaikan harimau dan rusa. Merusak fasilitas sekolah. Semoga hal-hal tersebut bukanlah bagian dari kita.”

“Sementara itu, sebentar lagi, kita akan menghadapi tantangan besar. Tantangan di mana kedewasaan diuji, proses perubahan pola fikir, dan pengembangan diri. Melalui ujian yang hanya berlangsung kurang lebih seminggu, dapat menentukan kualitas diri kita. Namun, yang terpenting kita akan terpisah di jenjang selanjutnya. Mungkin masih dapat bersama.”

“Jadikan masa-masa 3 tahun di SMP ini sebagai pelajaran berharga. Karena kita tidak selamanya menjadi seperti ini. Semoga kenangan yang telah kita lewati ini menjadi kisah klasik di masa depan.”


-Yoga Syahputra. 

0 komentar:

Posting Komentar